Mengenal Lebih Dekat Sejarah Kesultanan
Banten di Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama
Travel 21 Januari 2022
SambungFacebookTwitterWhatsAppLineWeChat
Foto:
brisik.id/shofiatulmarwah
Banten sebagai provinsi
yang baru berdiri pada tahun 2000 dengan Serang sebagai ibu kotanya memiliki
situs kepurbakalaan dan sejarah kesultanan sangat monumental, terbukti dengan
adanya Museum Kepurbakalaan Banten, Masjid Agung Banten, Keraton Surosowan, dan
beberapa benteng serta makam para sultan.
Mengenal Banten tak
jauh dengan peninggalan artefak yang ditinggalkan oleh orang-orang pada
masanya, sangat menarik jika generasi kita mulai mengenal beberapa peninggalan
masa lalu yang digali dan diteliti oleh sejarawan. Semua artefak dan
peninggalan Belanda disimpan rapih oleh Badan Pelestarian Cagar Budaya Banten.
Kali ini saya akan
mengajak Teman Brisik berkunjung ke Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama,
yang mana berisikan beberapa artefak dan benda-benda peninggalan masa lampau
seperti gerabah, meriam, alat bercocok tanam, penggilingan tebu, perhiasan,
serta beberapa situs yang divisualisasikan melaui banner gambar dan tulisan
yang dipasang rapi di dinding museum.
Museum ini berlokasi di
Desa Banten, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, tepatnya berada
di kompleks Masjid Agung Banten. Benda-benda penemuan yang dikoleksi oleh
museum ini rupanya sudah dijadikan bahan penelitian oleh Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan melalui Pusat Penelitian Arkeologi Nasional yang bekerja sama
dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Indonesia yang dimulai
sejak tahun 1976.
Sebelum pandemi museum
ini beroperasi setiap hari kecuali hari Sabtu dan Minggu. Namun sejak pandemi
museum ini hanya beroperasi empat kali dalam seminggu yaitu hari Selasa-Jumat
mulai pukul 09.00-14.00 WIB. Di pintu masuk pengunjung akan langsung diarahkan
ke loket tamu dan mengisi buku kunjungan, ruang pertama yang akan pengunjung
lihat adalah ruangan luas yang berisikan gerabah raksasa dengan latar tembok bertuliskan
Museum Kepurbakalaan Banten.
Di dalam Museum
Kepurbakalaan Banten terdapat dua ruangan pameran yaitu ruang pameran tetap
(permanent exhibition room) dan ruang pameran temporer (temporer
exhibition room). Koleksinya pun beragam mulai dari koleksi mata uang, keramik,
etnografi seperti alat rumah tangga, kesenian debus, senjata, perdagangan
berbahan kuningan dan koleksi arkeologi seperti batu nisan, arca, serta meriam
Ki Amuk.
Pada ruang pameran
pertama kamu akan melihat beberapa koleksi mata uang, senjata, kesenian Debus,
senjata khas Banten serta tulisan-tulisan berisikan sejarah Banten. Ruangan
kedua berfokus pada koleksi arca dan gerabah serta pengetahuan tentang produksi
gerabah yang masih beroperasi di salah satu desa yang ada di Banten, serta
ruangan kecil guna pertemuan dan pameran virtual.
Lantas pengunjung bisa
mengitari aula pertama terlebih dahulu dengan melihat sudut-sudut museum dan
tembok museum yang notabenenya penuh dengan tulisan sejarah kesultanan Banten
dan beberapa koleksi artefak seperti peninggalan alat bercocok tanam, patung
pandai besi, golok, koleksi piring, alat penumbuk padi, sebuah meriam, senjata
tajam bahkan perhiasan pada masa kesultanan ditaruh rapih di dalam kotak dan
penyangga yang dibuat untuk mempermudah pengunjung melihat tanpa menyentuh
benda-benda peninggalan tersebut.
Tak hanya itu
pengunjung akan dibuat terkesima dengan beberapa koleksi mata uang, terlebih
koleksi uang kertas Uridab atau Uang Kertas Darurat Daerah Banten pada masanya.
Di luar museum pengunjung juga dapat melihat jejeran batu nisan Cina dan meriam
yang masih kokoh dan besar serta alat penggiling tebu dan pecahan batu karang
berelief yang ditemukan di bekas reruntuhan keratin Surosowan.
Kendati beberapa benda
yang dalam prosesnya banyak terjadi kehilangan akibat pencurian oleh pihak yang
tidak bertanggung jawab, benda-benda yang berhasil dikumpulkan oleh Badan Riset
Penelitian dan dijadikan satu di museum ini amat sangat bermanfaat guna
pengetahuan dan bahan penelitian, terlebih di kalangan civitas akademika.
Museum ini juga
terbilang luas dan didirikan di atas tanah seluas 10.000 m² dengan luas
bangunan 778m², saat ini masih dilakukan pemugaran dan renovasi. Untuk
benda-benda baik itu yang ada di bekas reruntuhan keraton dan benteng yang ada
di kompleks masjid masih terus dilakukan riset oleh pihak terkait.
Fasilitas Umum dan
Rute Jalan
Untuk fasilitas yang
ada di museum ini terbilang lengkap, selain memiliki halaman luas dan parkir di
sayap kanan museum, toilet dan musala juga tersedia bagi pengunjung. Untuk rute
Teman Brisik bisa mengambil arah Banten Lama menuju kompleks Masjid Banten
Lama, museum ini berada tepat di sebelah timur masjid.
Bagi Teman Brisik yang
butuh penginapan bisa menginap di D’griya Hotel yang terletak di Jl. Yusuf
Martadilaga No.17 , Pusat Kota Serang, Banten dengan biaya menginap Rp250.000
per malam atau bisa menghubungi via telepon di 0254223903. Selamat menyelami
sejarah Banten di Museum Kepurbakalaan Banten Lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar